BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
PT. Alas Kusuma tetap eksis memproduksi kayu lapis
hingga sekarang. Kegigihan PT. Alas Kusuma tidak mampu diikuti perusahaan kayu
lainnya. Rasanya tidak berlebihan jika menyandang gelar kerajaan Industri kayu
pada pulau Borneo.
Selama melakukan Praktik Industri di lapangan, saya
menemukan permasalahan – permasalahan pada sebuah mesin, salah satunya adalah
mesin cold press. pada saat saya
mengikuti mekanik perusahaan memperbaiki mesin tersebut, mekanik perusahaan
melakukan perwatan yang kurang maksimal pada mesin.
Dalam menghadapi secara langsung berbagai permasalahan yang
nyata pada saat Praktik Industri, maka saya menyusun laporan Praktik
Industri yang berjudul “Perawatan Sistem Hidrolik Pada Mesin ColdPress”. Saya berharap isi laporan
ini dapat membantu pegawai atau mekanik dalam merawat sistem hidrolik pada
mesin cold press.
1.1.1
Lokasi
Perusahaan
Gambar
1.1. Denah Lokasi Perusahaan
Ditinjau
dari segi administrasi, PT. Alas Kusuma berlokasi di unit industri Kumpai, Desa
Kuala Duala, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan
Barat.
Dasar pertimbangan lokasi adalah sebagai
berikut :
1.
Segi
Teknis
Letak geografis sangat baik yaitu tepat
berada ditepi sungai kapuas yang sangat memudahkan dan melancarkan dalam
pengangkutan bahan baku/mentah serta pengangkutan hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan dalam dan luar negeri atau permintaan luar negeri. Terletak tidak jauh
dari Bandar Udara Supadio dan pelabuhan yang merupakan urat nadi transportasi
Kalimantan Barat. Kebutuhan air untuk pabrik dapat diperoleh dengan adanya
sungai Kapuas.
2.
Segi
Ekonomi
Dilihat dari factor ekonomi terutama
dalam pengadaan bahan baku tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya karena
posisi yang terletak di jalur transportasi utama sehingga pihak supplier mudah
dalam pengantaran bahan. Dalam hal ketenagakerjaan dapat diperoleh dengan
mudah, baik tenaga terdidik maupun tenaga kerja tidak terdidik (tenaga kerja
kasar). Dikarenakan daerah ini atau kota Pontianak merupakan daerah tujuan
urban sehingga menjadi tujuan para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Tujuan Umum dari laporan Praktik Industri adalah untuk mengetahui bagaimana
cara perawatan sistem hidrolik pada mesin cold
press.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khhusus pelaksaan Praktik
Industri PI adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui sistem dan cara kerja
hidrolik pada mesin cold press.
b.
Untuk mengetahui komponen – komponen
dari setiap mesin cold press.
BAB II
PENGENALAN SINGKAT PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi
Kusuma merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam grup Alas Kusuma.
Alas Kusuma berlokasi di unit industri kumpai, Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat. Alas kusuma bergerak di
bidang industri pengolahan hasil hutan, di antaranya adalah industri pengolahan
kayu terpadu.
PT.Harjohn Timber lebih dahulu berdiri
yaitu pada tahun 1984 sedangkan PT.Sari Bumi Kusuma berdiri pada tahun 1988
yang didirikan oleh Bapak Suhadi selaku Chairman
dari Group Alas Kusuma. Alas Kusuma
ini merupakan perusahaan milik keluarga. Pada awalnya perusahaan ini merupakan
perusahaan berbentuk sawmill,
kemudian berkembang seiring berjalannya waktu perusahaan ini menjadi perusahaan
yang besar dengan berbagai macam-macam produk sesuai kebutuhan konsumen.
Perusahaan Alas Kusuma Group memiliki
beberapa cabang perusahaan kayu yang sama selain di unit industri Kumpai, Desa
Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan
Barat juga terdapat di daerah lainnya, seperti Ketapang, Jambi, Samarinda, dan
beberapa tempat lainnya. PT.Harjohn Timber pabriknya terletak pada satu atap
dengan PT.Sari Bumi Kusuma.
Untuk pengendalian produksinya dilakukan
oleh satu kantor, sehingga untuk memenuhi orderan atau pesanan terkadang
dilakukan oleh dua PT tersebut. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan hampir
60% nya diekspor ke Negara Jepang kemudian sisanya di ekspor ke beberapa Negara
seperti Amerika, Taiwan, China, dam Korea. Sedangkan untuk produk kayu lapisnya
hampir 90% yang dihasilkan diekspor ke Jepang dan sebagian kecilnya diekspor ke
Taiwan.
2.1.1. Pelaksanaan disiplin kerja
Kedisiplinan dalam perusahaan menunjang
suatu kesuksesan dalam segala bidang, di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi
Kusuma karyawan wajib mematuhi peraturan dalam melaksanakan perkerjaan seperti
datang pada tepat waktunya. Pada pukul 07.00 seluruh karyawan tiba ditempat
kerja, pada pukul 12.00 – 13.00 merupakan jam istirahat makan siang.
Karyawan dapat di ijinkan keluar dari
lingkungan pabrik kecuali, operator genset, operator boiler dan bagian proses
yang tergantung dari ketersediaan bahan baku dan mulai masuk lagi pada pukul
13.00 sampai 18.00 selesai. Pada hari Jum’at istirahat pukul 12.30 – 13.00 hal
ini perusahaan lakukan untuk menghormati pegawai muslim yang bekerja di
PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma.
Pembagian waktu yang diatur sesuai
keperluan pabrik sendiri seperti adanya Shift malam atau piket berjadwal yang
dilakukan oleh karyawan demi melancarkan proses pengolahan. Untuk Shift malam
karyawan masuk pukul 19.00 – 06.00 selesai. Karyawan juga harus mematuhi
prosedur Safety Hygiene yang mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3
) dan mematuhi pedoman Etika Kerja yang ada pada perusahaan.
2.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi
Kusuma telah mengembangkan dan melaksanakan system mutu terdokumentasi dengan
cara :
1. Melaksanakan
kegiatan sesuai dengan ketentuan
2. Meningkatkan
mutu cara kerja dan hasil kerja
3. Memenuhi
dan memuaskan kebutuhan pelanggan
Seluruh
karyawan dan karyawati diharapkan menyepakati kebijakan mutu perusahaan ini.
2.1.3. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah
keseluruhan pegawai di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma pada bulan
September sebanyak 2750 orang pegawai. Jumlah tersebut terdiri dari 1254
pegawai PT.Harjohn Timber dan 1496 orang pegawai PT.Sari Bumi Kusuma. Untuk
pegawai PT.Harjohn Timber terdiri dari 212 orang Pekerja Bulanan, Pekerja
Harian 355 orang, Pekerja Kontrak 224 orang, dan Borongan 705 orang. Sedangkan
untuk PT.Sari Bumi Kusuma terdiri dari 213 orang Pekerja Bulanan, Pekrja Harian
415 orang, Pekerja Kontrak 348 orang, dan Borongan 278 orang.
2.2. Struktur
Organisasi
Gambar
2.1. Struktur Organisasi
2.3. Deskripsi
Singkat Departemen
Pembagian kerja tiap entitas berdasarkan
struktur organisasi :
1.
Direktur
Direktur
bertanggung jawab terhadap seluruh entitas yang tergabung dalam perusahaan PT.
Harjohn Timber.
2.
Kepala
Pabrik
Jabatan Kepala Pabrik dipegang oleh yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang proses produksi, kemampuan manajerial
yang handal dan mampu untuk memimpin perusahaan. Kegiatan utama dari Kepala
Pabrik adalah mengatur dan memutuskan solusi suatu masalah demi kelancaran
jalannya perusahaan, serta memimpin seluruh kegiatan perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tidak cuma itu Kepala Pabrik juga memberikan
pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Departemen
Administrasi
Kepala departemen administrasi bertanggung jawab
atas :
a. Koordinasi
pembuangan limbah padat dan penjualan barang bekas dari pabrik.
b. Pemenuhan
sistem manajemen lingkungan dan kebijakan perusahaan serta tujuan dan sasaran
yang dicapai.
c. Koordinasi
dalam usaha kebersihan, keselamatan dan kesehatan dilingkungan kerja.
d. Koordinasi
aktifitas training dan koordinasi dalam keadaan darurat.
e. Penangananarea
penyimpanan barang bekas dalam pabrik.
f. Penyimpanan
dan pengawasan penyimpanan untuk barang – barang masuk.
g. Koordinasi
empat sub-departemen ( seksi ) dibawahnya yaitu :
1) Seksi
Personalia/HumanResorce
Seksi ini menanggani keperluan yang
berhubungan dengan karyawan – karyawan pabrik seperti recruitment, training, promotion, payroll dan turnover
serta masalah – masalah mengenai karyawan pabrik.
2) Seksi
Gudang Material
Seksi ini bertanggung jawab dalam
pendistribusian bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan dalam kebutuhan.
3) Seksi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Seksi ini bertanggung jawab
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja setiap karyawan baik dalam jam kerja
maupun diluar jam kerja.
4) Seksi
GeneralAffair
Seksi ini bertanggung jawab
terhadap hal – hal yang berhubungan dengan humas, environmen ( lingkungan yang bersih, pertamanan dan lain – lain ),
serta purchasing yaitu mengenai
pembelian bahan penunjang produksi untuk keperluan produksi perusahhan.
4.
Departmen
QualityControl dan Environment
Kepala
departemen ini bertanggung jawab mengimplementasikan dan menspesifikasikan
manajemen lingkungan, mengkoordinir dan memandu semua aktifitas yang berkaitan
dengan lingkungannya, dan memeriksa pelaksanaanya serta pemenuhan undang –
undang yang diuraikan yaitu sebagai alataudit lingkungan internal dan juga
secara organisatoris independen dalam melaksanakan tugas.
Departemen ini terbagi kedalam tiga
seksi yaitu :
1) Seksi
QualityControl ( QC )
Mengadakan pengujian terhadap bahan baku serta
produk yang akan diproduksi.
2) Seksi
QualitySystemControl ( QSC)
Memelihara pemeliharaan sistem managemen yang
berdasarkan standar ISO 9002 dan ISO 14001 serta SK3 ( sistem keselamatan dan
kessehatan kerja )
3) Seksi
Pengolahan Limbah
Mengadakan proses pengolahan limbah.
5.
Departemen
Produksi
Kepala departemen ini memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut :
a. Meninjau
kontrak.
b. Memproduksi
sesuai dengan dokumen yang dihasilkan dengan mempertimbangkan dampak
lingkungan.
c. Memiliki
persyaratan yang ditentukan didalam dokumen yang disahkan.
d. Berkerja
dalam inspeksi proses lingkungan yang dilakukan sesuai instruksi kerja.
Departemen
ini membawahi dua sub-departemen ( seksi ) yang masing – masing memiliki tugas
dan wewenang sebagai berikut :
1) Seksi
StockPreparation
Bertanggung jawab mempersiapkan
bahan baku dengan menambahkan bahan – bahan sehingga memenuhi standar untuk
diproses lebih lanjut di papermachine.
2) Seksi
PaperMachine
Bertanggung jawab dalam
melaksanakan dan mengawasi proses produksi.
6.
DepartemenFinishing dan Converting
Departemen ini
melakukan pengawasan terhadap proses pensortiran pengolahan dan pengepakan
produk yang dihasilkan.
Departemen ini membawahi seksi :
a. Seksi
finishing
Bertanggung jawab dalam menghasilkan produk akhir.
b. Seksi
converting
Bertanggung jawab dalam memotong, sortir dan mengepak
produksesuai dengan order konsumen.
7.
Departemen
Enginering
Tugas utama dari
kepala departemen ialah mengkoordinir kerja, tugas dan tanggung jawab terhadap
dua sub-departemen ( seksi ) yang ada dibawahnya:
a. Seksi
Workshop
Bertugas mengadakan perbaikan pemeliharaan alat –
alat permesinan dan perancangan pengembangan pabrik.
b. Seksi
Elektronika
Bertanggung jawab dalam pengadaan air, listrik, dan
steam ( uap ) untuk kebutuhan proses produksi.
c. Departemen
Bisnis
Tugas dan tanggung jawab departemen bisnis selain
koordinasi dengan dua-sub departemen dibawahnya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan
tinjauan kontrak.
b. Menyimpan
dan mengirim produk kepada pelanggan.
c. Penerapan
manual lingkungan dan pemenuhan sistem managemen lingkungan.
d. Memenuhi
kebijakan perusahaan, tujuan dan sasaran perusahaan.
Departemen ini dibagi menjadi dua sub-departemen
atau seksi yaitu:
1) Seksi
Bisnis
Bertanggung jawab dalam pembelian bahan baku,
pemesanan dan pemasaran produk.
2) Seksi
Gudang Produksi
Bertanggung jawab dalam mengawasi, menyimpan dalam
mengeluarkan hasil produk yang akan dipasarkan (lokal/ekspor).
d. Departemen
Akunting
Departemen ini bertugas dalam
pengawasan, pengarahan biaya lingkungan dan pengawasan proyek serta pembukuan
barang bekas. Tanggung jawab departemen ini adalah menyangkut alur keuangan
perusahaan.
2.4. Tahapan – Tahapan Dalam Proses
Produksi Plywood
Gambar
2.2. Diagram Alur Produksi Plywood
Proses produksi kayu lapis dengan
tahapan – tahapan proses dan operasi akan dijelaskan di bawah ini dengan
singkat.
Diagram
alir produk dan tahap – tahap proses produksi tersebut adalah sebagai berikut :
A.
Log Pond
Bahan
baku kayu lapis adalah kayu bulat yang berupa kayu gelondongan. Kayu tersebut
didatangkan dari hutan, kemudian dibawa ke pelabuhan kayu melalui sungai–sungai
dalam bentuk rakit. Setelah sampai ditujuan, kayu-kayu tersebut dipersiapkan di
log pond kemudian disortir, lalu diserahkan
ke bagian pemotongan kayu sesuai dengan permintaan di dalam rencana produksi.
B.
Penyortiran
Kayu
bulat sebelum di potong, harus dilakukan pensortiran sesuai dengan jenis kayu
dan kelas (grade) nya. Jenis kayu
dipisahkan untuk diolah dalam proses produksi sesuai dengan persyaratan dalam
kontrak penjualan. Kelas kayu bulat dibagi atas :
1. Kayu
bulat yang sesuai untuk “face” ( finir
muka )
2. Kayu
bulat yang sesuai untuk “back” (
finir belakang )
3. Kayu
bulat yang sesuai “core” ( finir
tengah )
C.
Log Cutting ( Pemotongan Kayu Bulat )
Kayu
bulat akan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinstruksikan oleh surat
industri kerja dan pedoman pada standar ukuran yang telah ditentukan.
Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jenis kayu yang ditentukan dan
ketepatan ukuran pemotongan, prioritas kayu yang akan memberikan finir muka dan
pencapaian rendemen kayu bulat yang tinggi.
D.
Log Cleaner ( Pembersih Kayu Bulat )
Potongan-potongan
kayu bulat sebelum diproses lebih lanjut, harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kulit, batu-batu, paku atau benda keras lain yang tak diinginkan yang
menempel dan akan mempengaruhi penurunan mutu. Benda – benda keras tadi juga
dapat menyebabkan kemampuan kupas pada rotary
lathe menjadi berkurang.
E.
Log Charger ( Mesin Pemasuk Kayu )
Potongan-potongan
kayu yang sudah bersih ditentukan titik pusat bontosnya oleh lampu sorot atau log centering kemudian dipindahkan ke rotary lathe dengan mesin pemasuk kayu
atau log charger. Penentuan titik
pusat ini sangatlah penting sekali karena sangat mempengaruhi rendemen kayu
sewaktu dilakukan proses selanjutnya.
F.
Rotary Lathe ( Mesin Pengupas Kayu )
Potongan-potongan
kayu dimasukan dalam log charger ke
mesin kupas kayu yaitu rotary lathe untuk
menghasilkan finir. Dalam proses pengupasan kayu, pada awal pengupasan dan
akhir pengupasan kayu bulat akan diperoleh potongan-potongan finir kecil yang
terputus-putus dan akan dipakai sebagai finir tengah yang disebut core.Bagian tengah kayu agak tengah
bulat kayu yang dikupas akan diperoleh finir muka yaitu face, finir belakang yaitu back
maupun core yang dapat digulung
oleh roll besi atau bobbin. Banyak atau tidaknya gulungan
finir yang dihasilkan, semua tergantung dari kualitas kayu log dan keterampilan dari operator sendiri.Setiap pengupasan
terjadi, yang diutamakan adalah pencarian pengupasan “face”. Hal ini terjadi karena untuk mendapatkan face sangatlah sulit, perlu kejelian dan
kualitas log yang baik agar
dihasilkan face. Face yang lebih
jelek akan dapat digunakan sebagai “back”,
dan sisanya dapat dibuat “core”,
dengan kejelian operator dalam melihat sisa kupasan log yang akan dibuat menjadi “core”.
Berdasarkan alasan diataslah, “face”
sangat diprioritaskan dalam setiap pengupasan log untuk menghasilkan finir.
G.
Reeling ( Penggulung Finir )
Face,
Back,
ataupun Coreyang digulung oleh
roll besi ataubobbin, kemudian diangkat dan disusun di mesin penggulung yaitu reeling dan siap untuk dikeringkan oleh
mesin pengering kontinyu yaitu continuos
dryer. Finir yang digulung di reeling
adalah finir dengan jenis kontinyu ( tidak berupa potongan finir ).
H.
Arisun Clipper ( Mesin Potong Finir Basah )
Potongan-potongan
finir yang dihasilkan ketika pengupasan kayu dan yang tidak dapat digulung pleh
bobbin, akan dipotong oleh mesin
pemotongan finir basah atau “Arisun
Clipper”. Hasil dari potongan tersebut disusun bertumpuk diatas papan alas
dan siap dikeringkan di mesin pengering roll
atau roll dryer.
I.
Countinous Dryer ( Mesin
Pengering Kontinyu )
Finir
yang digulung di reeling akan disusun
dikeringkan di countinous dryer
dengan bermaksud untuk menurunkan kadar air yang terkandung didalam finir
hingga mencapai kadar air yang dipersyaratkan. Finir-finir yang telah kering
kemudian akan dipotong-potong sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pemotong ini dilakukan oleh mesin potong automaticmenggunakan
sensor yaitu auto clipper. Sesuai
dengan namanya, countinus dryer menggunakan
belt conveyor dalam sistem
transportasi finir yang dikeringkan.
J.
Roller Dryer ( Mesin Pengering Roll )
Roller Dryer ini
berfungsi untuk mengeringkan core
yang umumnyan lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan face/back sehingga dicapai kadar air
finir yang sesuai dengan yang dipersyaratan. Finir-finir yang akan hendak
dikeringkan akan dialirkan diantara roll-roll
yang akan memberikan tekanan terhadap finir tersebut, sehingga finir kering
yang keluar tidak akan bergelombang. Finir hasil keluaran dari roller dryer ini, dapat berupa finir
dengan ukuran utuh sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
K.
Core Builder ( Mesin Penyambung Core )
Potongan-potongan
core yang kecil hasil pengeringan
dari roller dryer akan disambung menjadi
lembaran besar (One Piece Core)
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Proses penyambungan ini dilakukan
oleh mesin penyambung core yaitu core builder. Prinsip kerjanya adalah
dengan memotong bagian core yang
tidak diperlukan kemudian menyambung “ Poly
Core-Poly Core “ menjadi suatu bagian dengan size tertentu, dengan benang yang ditempel di permukaan poly core sehingga poly core yang terpisah akan menjadi satu lembar core.
L.
Back Composer( Mesin Penyambung Back)
Finir
potongan-potongan kecil hasil keluaran dari continous
dryer yang merupakan sisa-sisa dari potongan otomatis, perlu disambung
sehingga diperoleh ukuran finiryang sesuai dengan ketentuan. Penyambungan
finir-finir potongan kecil ini dilakukan oleh mesin penyambung back composer. Finir-finir hasil
sambungan ini umumnya adalah berupa “ back “..
M.
Reparasi Face/Back
Finir
face/back hasil pengeringan countinous
dryer setelah dipotong auto clipper
akan menghasilkan finir kering yang merupakan potongan utuh sesuai potongan
yang ditentukan. Finir-finir ini harus disortir untuk memisahkan finir face atau finir back, dan jika perlu dilakukan reparasi atau perbaikan bila
dijumpai adanya cacat yang akan mempengaruhi mutu. Cacat pada finir ini
biasanya berupa finir yang koyak atau bolong, untuk mereparasinya dilakukan
penambalan dengan menggunakan finir-finir kecil dengan ketebalan dan jenis kayu
yang sama.
N.
Reparasi Core
Finir core yang merupakan hasil keluaran dari
mesin core builder maupun one piece core, semuanya harus diperiksa
untuk memastikan bahwa tidak ada core
yang tidak memenuhi persyaratan yang ditemukan untuk ditentukan ke proses
selanjutnya. Cara reparasi pada core
sama prinsipnya dengan reparasi pada face/back
O.
Face/Back setting
Finir face dan back yang telah disortir dan diperbaiki kemudian diatur sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan, sehingga akan mendukung aktifitas proses
produksi selanjutnya baik dalam segi kuantitas maupun dalam segi kualitas.
Selain itu tujuan dari setting adalah
menempatkan susunan atau urutan face/back
yang akan dibawa ke glue spreader,
dimana face, back, dan core akan dirakit menjadi kayu lapis
atau plywood.
P.
GlueMixer
Mesin
pengaduk yang mempersiapkan campuran lem yang terdiri dari campuran lem mentah,
tepung terigu, hardener, dan bahan
lainnya. Pencampuran ini dilakukan sesuai dengan formula campuran yang telah
ditentukan dan instruksi kerja yang dikeluarkan oleh PPC (Production Planning Control ).
Q.
Gluespreader
Mesin ini merupakan tempat
perakitan panel, finir core yang
diberikan campuran lem pada permukaan bawah dan atasnya oleh mesin ini,
sedangkan face/back akan dilapiskan
di atas dan di bawah core tersebut.
R.
Cold Press ( Mesin Pengempaan Dingin )
Face/back
dan core yang telah diberi lem dan
setelah dirakit cukup satu tumpukan, maka tumpukan ini harus dilakukan
pengepresan awal di mesin cold press. Tujuan
dikempa adalah agar lem yang berada dipermukaan core masuk kedalam pori-pori dari finir face/back ataupun core sendiri,
sehingga diperoleh daya rekat yang besar.
S.
Hot Press ( Mesin Pengempaan Panas )
Panel – panel yang telah dilakukan
pengepresan dingin yang telah dilakukan inspeksi untuk menghindari terjadinya
cacat yang tidak diinginkan, akan dimasukan ke dalam hot press. Proses ini dilakukan sesuai dengan standar operasi yang
ditentukan. Tujuan pengepresan panas ini adalah untuk mengeringkan lem yang ada
dalam plywood, juga untuk memberi
bentuk yang rata pada plywood karena
dengan diberi panas pada suhu dan daya kempa tertentu maka plywood akan mengeras, sehingga bentuk plywood yang melengkung dapat dihindari.
T.
Double Saw ( Mesin Pemotong )
Panel – panel hasil keluar dari hot press akan dipotong sesuai dengan
dimensi yang diminta oleh pelanggan. Dimensi tersebut telah ditetapkan melalui
instruksi kerja dari rencana produksi.
U.
Pendempulan
Panel – panel yang keempat sisinya
telah dipotong, kemudian didempul untuk memperbaiki cacat – cacat yang
dihadapi. Cacat yang dihadapi biasanya berupa goresan – goresan kecil yang terlihat
mata dan menyebabkan permukaan dari plywood
menjadi tidak mulus dan dapat menurunkan mutu produk.
V.
Mesin Sander
Semua panel kayu lapis perlu di
amplas oleh mesin sander, sehingga
diperoleh permukaan panel yang licin. Selain itu juga untuk menaikan mutu dari plywood yang telah dihasilkan.
W. Grading
( Pemilahan )
Panel – panel kayu lapis yang telah
diproses pasa mesin sander, harus
dilakukan inspeksi dan dipilah – pilah, sehingga diperoleh grade kayu lapis sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Produksi
yang telah digrading akan diteruskan ke bagian packing.
X.
Packing ( Pengemasan )
Produk akhir yang akan dikirim
kepada konsumen, ditangani dan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat terhindar
dari kerusakan – kerusakan.
BAB
III
GAMBARAN
UMUM PROSES INDUSTRI
3.1
Rangkaian
Proses Industri
KARYAWAN
|
KABAG MAINTENANCE
|
1
TEKNISI
|
PENGAWAS
|
3 2
Gambar
3.1 Rangkaian proses industri
Keterangan:
1.
Karyawan: Mengajukan permintaan
perbaikan melalui via telpon.
2.
Kabag Maintenance
a.
Menerima permintaan perbaikan dari
karyawan.
b.
Memberitahukan kepada pengawas bahwa
adanya laporan kerusakan.
3.
Pengawas
a.
Memerintahkan teknisi untuk melakukan
perawatan atau perbaikan ke lokasi dimana telah terjadi kerusakan.
4.
Teknisi
a.
Menerima perintah perbaikan dari
Pengawas.
b.
Melakukan pengecekan.
c.
Melaksanakan proses perawatan/perbaikan.
d.
Melakukan pemeriksaan/mengetes alat yang
rusak setelah dilakukan perbaikan/perawatan.
3.2 Prosedur Proses
a.
Karyawan mengajukan permintaan perbaikan
kepada kabag maintenance melalui via
telpon/ datang langsung ke ruangan maintenance,
atau kepada teknisi maintenance untuk
melakukan pengecekan di Lokasi PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma.
b.
Kabag maintenance memberitahukan kepada Pengawas bahwa ada laporan
kerusakan.
c.
Pengawas memerintahkan kepada teknisi
untuk melakukan perawatan atau perbaikan di lokasi kerusakan.
d.
Teknisi menerima perintah, dan
menyiapkan alat-alat yang diperlukan, lalu pergi ke lokasi (tempat dimana
terjadinya kerusakan atau gangguan), sampai dilokasi teknisi menghubungi
karyawan yang bersangkutan. Setelah itu dilakukan pengecekan, dan bila
kerusakan tidak cukup parah maka langsung dilakukan perbaikan di tempat, dan
jika kerusakan cukup parah atau persediaan (sparepart)
tidak ada maka perbaikan ditunda.
3.3 Peralatan Pendukung Proses
Perawatan
a.
Alat-alat untuk perbaikan
Peralatan
yang umum digunakan untuk membantu proses perbaikan/perawatan seperti, kunci
ring, kunci pas, kunci inggris, kunci shock, screw driver/obeng, palu, dll.
b.
Toolbox
Sebagai
tempat untuk membawa peralatan-peralatan perbaikan.
3.4
Personil
Pendukung Proses
PT.
Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma, tepatnya di bagian Maintenance saat ini memiliki karyawan
teknisi sebanyak 31 personil dan terbagi dalam beberapa bagian yaitu:
a. Pengawas
Mesin :
2 Personil
b. Pengawas
Listrik :
2 Personil
c. Kasie
Maintenance Teknik :
1 Personil
d. Kasie
Miantenance Listrik : 1 Personil
e. Teknisi
Mesin : 15 Personil
f. Teknisi
Listrik : 10 Personil
Setiap
teknisi dapat menangani semua kerusakan yang ada, dan dapat bekerja sama untuk
menutupi kekurangan masing-masing individu. Sehingga teknisi yang belum terlalu
menguasai suatau alat yang akan diperbaiki dapat dibantu oleh yang lebih
menguasai alat tersebut. Adapun pekerjaan yang sering ditangani atau dikerjakan
oleh teknisi Maintenance ialah
sebagai berikut: instalasi listrik/jaringan, perbaikan atau perawatan mesin,
perawatan dan perbaikan genset, penggantian atau perbaikan lampu di pabrik
maupun di sekitar area pabrik, dan masih banyak lagi.
BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1
Jenis
Pekerjaan
Selama
menjalani kegiatan praktik industri di PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi
Kusuma, khususnya di bagian maintenance.
Pekerjaan yang dilakukan hanya perbaikan dan perawatan mesin – mesin.
Untuk
laporan ini penulis mengangkat judul tentang “Perawatan Sistem Hidrolik Pada
Mesin Cold Press”.
a. Dasar
perlengkapan dan pengenalan
Pada bagian ini penulis
di bimbing dan diajarkan oleh pembimbing lapangan dan teknisi untuk mengetahui
jenis-jenis mesin dan komponen mesin.
b. Perawatan
dan perbaikan
Pada bagian ini penulis
ditugaskan untuk melakukan perawatan mesin yang mengalami masalah, penulis
dibimbing oleh teknisi maupun pembimbing lapangan di perusahaan pada saat
melakukan pekerjaan perawatan mesin tersebut, sehingga hasil pekerjaan yang
dikerjakan dapat memenuhi persyaratan dan kepuasan.
c. Analisa
kerusakan
Pada bagian ini penulis
diberikan pengetahuan dalam menganalisa kerusakan-kerusakan pada mesin serta
cara untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi.
4.2
Lingkup
Pekerjaan
Teknik
Maintenance bertugas untuk melakukan
perawatan dan perbaikan pada setiap unit mesin yang bearada di lingkup PT.
Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma. Kegiatan perbaikan dan perawatan
biasanya dilakukan di tempat terjadinya kerusakan namun jika keadaan tidak
memungkinkan untuk melakukan perawatan atau perbaikan di tempat kejadian kerusakan
tersebut, maka alat akan di bawa ke workshop
untuk dilakukan perawatan atau perbaikan.
4.3
Tugas
Selama Praktik
Di
hampir setiap pekerjaan pada PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma
menggunakan mesin. Jadi sering terjadi laporan-laporan kerusakan atau gangguan
pada mesin. Selama proses praktik industri perawatan pada mesin cold press
tidak begitu maksimal yang dilakukan oleh teknisi perusahaan. Dan pada laporan
ini penulis akan membahas tentang perawatan sistem hidrolik pada mesin cold press.
4.3.1
Mesin
Cold Press (Penempa Dingin)
Face/back dan
coreyang telah diberi lem dan setelah
dirakit cukup satu tumpukkan, maka tumpukkan ini harus dilakukan pengepresan
awal di mesin coldpress. Tujuan
dikempa adalah agar lem yang berada di permukaan core masuk kedalam pori – pori finir face/back ataupun core sendiri, sehingga diperoleh daya
rekat yang besar. Bahan baku yang telah dilaburi perekat dimasukkan kedalam
mesin kempa dingin.
Susunan
bahan kayu lapis yang akan dikempa harus rapi sehingga penekanannya merata pada
seluruh permukaan. Pengempaan berlangsung pada tekanan spesifik sekitar 10
kg/cm selama 15 menit. Hasil pengempaan dingin diperiksa bila ada yang melipat,
tumpang tindih atau bergeser kemudian diperbaiki. Apabila ada sisa finir yang
menempel dibersihkan. Mesin kempa dingin terdiri dari satu celah, sekarang ada
yang 4 celah maksudnya agar penekanan lebih merata ke seluruh bahan yang
dikempa (press).
4.3.2 Rangkaian
Hidrolik Mesin Cold Press
Gambar
4.1. Rangkaian Hidrolik Mesin Cold Press
4.3.3 Cara Kerja Mesin Cold Press
mesin
Cold press di PT.harjohn Timber dan
PT. Sari Bumi Kusuma memiliki dua cara kerja yaitucara kerja manual dan cara
kerja secara otomatis, dari rangkaian diatas dapat dijelaskan kedua cara kerja
mesin tersebut yaitu sebagai berikut :
A.
Cold Press Secara Manual
Ketika tombol down ditekan, R1 akan on
yang akan menghidupkan MC ( Magnetic
Contaktor ) kemudian MC akan menghidupkan motor, lalusolenoid A pun akan bekerja, oli pun mengalir ke titik A pada aktuator dan mendorong pistonroot ke bawah. Hal tersebut akan
membuat ram turun atau bekerja,
hingga menyentuh limit switch 2 batas
bawah. Tersentuhnya limit switch 2
akan mengaktifkan R2 dan juga akan mengaktifkan solenoid B, aktif nya solenoid
B membuat aliran oli yang mengalir ke titik B pada aktuator, sehingga pistonroot
terangkat ke atasatau UP sampai
menyentuh limit switch 1 batas atas,
tersentuhnya limit switch 1 akan
mematikan MC ( Magnetic Contactor )
sehingga motor untuk memompa tidak bekerja lagi atau mati.
B.
Cold Press secara Automatic
Ketika tombol down ditekan, R1 akan on
yang akan menghidupkan MC (Magnetic
Contaktor). Kemudian MC akan menghidupkan motor, solenoid A pun akan bekerja yang bertujuan untuk membuka keran oli.
Hal tersebut akan membuat ram turun atau
bekerja,sampai menekan bahan kayu hingga HPS (High Pressure Switch) sampai pada titik yang diinginkan.
Kemudian T2 (Timer2) dan T1 (Timer1)
akan aktif yang menentukan lama waktu pengepressan bahan. Apabila HPS ( High Pressure Switch) telah sampai pada
batas setting maksimalnya,maka T2
(Timer2) akan mati sehingga MC (Magnetic
Contaktor) dan solenoid A akan
mati agar ram berhenti mengepres
bahan.
Ketika MC (Magnetic Contaktor) mati, maka tekanan akan turun sampai pada setting LPS (Low Pressure Switch), apabila tekanan turun sampai pengaturan LPS (Low Pressure Switch), maka HPS (High Pressure Switch) akan off atau mati sehingga T2 (Timer2) akan aktif kembali kemudian MC (Magnetic Contaktor) dan solenoid A ikut serta aktif atau menyala
untuk menambah tekanan pada ram
sampai pada pengaturan HPS ( High
Pressure Switch) tercapai.
Begitu seterusnya sampai pengaturan
T1 (Timer1) tercapai. Apabila
pengaturan T1 (Timer1) sampai pada pengaturannya maka R2 akan menyala sehingga solenoid B dan lampu Buzzer atau lampu tanda akan menyala,
yang akan membuat ram terangkat
sampai di titik LS1 (Limit Switch 1)
batas atas dan akan mematikan R2 dan Solenoid
B serta lampu Buzzer sehingga ram akan berhenti bekerja atau off.
4.3.4 Komponen –
komponen Hidrolik Mesin cold press
1. Pompa Hidrolik
Gambar 4.2. Simbol Pompa Hidrolik
dengan Penggerak Motor
Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupply fluida hidrolik pada tekanan tertentu kepada sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik atau sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah sistem kopling. Sistem kopling yang digunakan dapat berupa belt, roda gigi, atau juga sistem flexible elastomeric.
2. Valve Kontrol
Valve kontrol pada sebuah sistem
hidrolik, selain berfungsi untuk mengatur besar tekanan yang digunakan, juga
berfungsi untuk mengatur arah aliran dari fluida hidrolik. Arah aliran yang
dimaksud adalah berhubungan dengan sistem aktuator. Arah gerakan yang
diinginkan pada aktuator dikontrol oleh arah aliran dari fluida hidrolik, arah
aliran inilah yang diatur oleh valve kontrol. Valve kontrol
yang berfungsi untuk mengatur arah aliran biasa disebut dengan solenoid
valve, sedangkan yang untuk mengatur besar tekanan biasa disebut pressure
regulating valve.
3.
Aktuator
Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi
atau meneruskan daya dari pompa untuk melakukan kerja.
4. Resevoir
Sebagai tempat
penyimpanan fluida hidrolik untuk mengakumulasi perubahan volume fluida pada
saat sistem bekerja. Pada tangki hidrolik juga didesain adanta suatu sistem
untuk memisahkan udara dari fluida hidrolik, karena adanya udara di dalam
fluida dapat mengganggu kerja sistem.
5. Akumulator
Alat ini berfungsi
sebagai penyimpan energi tekanan pada fluida hidrolik dengan menggunakan gas.
Alat ini termasuk alat tambahan yang tidak semua sistem hidrolik
menggunakannya. Tujuan penyimpanan energi tekanan tersebut adalah untuk
menstabilkan tekanan fluida apabila terjadi penurunan tekanan tiba-tiba yang
sesaat, agar tidak mengganggu aktuator yang sedang bekerja.
6. Fluida Hidrolik
Fluida yang digunakan
pada sistem hidrolik biasanya berbahan dasar minyak bumi dengan tambahan
zat-zat aditif. Spesifikasi penggunaannya berdasarkan kebutuhan yang
diinginkan, misalnya ketahanan terhadap api jika digunakan pada industri dengan
lingkungan yang panas, atau juga pada industri makanan digunakan fluida yang food
grade (biasanya minyak tumbuhan) atau juga air. Fluida hidrolik selain
sebagai fluida kerja, ia juga berfungsi sebagai pelumas pada komponen-komponen
sistem hidrolik.
7. Filter
Komponen ini berfungsi
untuk mengumpulkan kotoran (biasanya berupa metal) pada fluida hidrolik, agar
kotoran-kotoran tersebut tidak ikut bersirkulasi. Komponen ini sangat pentomg
karena kotoran metal selalu diproduksi pada setiap sistem hidrolik. Biasanya
filter diposisikan pada sisi suction pompa hidrolik. Namun kebersihan
filter ini harus tetap terjaga, karena apabila terlalu kotor dan menyebabkan
aliran fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi pada pompa hidrolik yang
sangat berbahaya apabila itu terjadi.
8. Pipa Aliran
Pipa yang digunakan untuk aliran
fluida hidrolik dapat berupa pipa standard, tube, atau juga berupa
hose. Tube berdiameter sampai dengan 100mm, diproduksi oleh pabrik
secara memanjang tanpa sambungan. Digunakan untuk tekanan hidrolik tinggi yang
presisi. Sedangkan pada pipa standard, biasanya digunakan pada operasional
tekanan rendah. Dapat menggunakan sambungan, biasanya berupa sambungan las. Untuk
hose dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan selang. Namun selang yang
dapat beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan biasanya juga pada temperatur
yang tinggi.
4.4 Perawatan Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold press
Perawat Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold Press akan menghabiskan biaya yang
sangat besar. Namun tidak demikian jika perawatan tersebut dilakukan berkala
dan ditangani oleh tenaga ahli, maka mesin akan menjadi lebih awet.
Perawatan terbaik pada mesin cold press harus dilakukan dengan cara membuat jadwal perawatan
secara berkala, selain dapat memantau kondisi mesin dengan maksimal, secara
otomatis juga akan membuat biaya perbaikan lebih murah.
Perawatan berkala untuk sistem hidrolik pada mesin cold press dapat dilakukan sebagai
berikut :
·
Kebocoran Oli
Semua jenis
mesin hidrolik harus diperiksa karena kebocoran yang sangat kecil pun dapat
menimbulkan masalah yang sangat besar. Fittingyang
longgar harus dikencangkan dan bersih dari bocoran oli. Memelihara kebersihan
mesin akan membantu untuk masalah kebocoran oli yang mungkin terjadi.
·
Level Oli
Sebelum
menggunakan mesin, periksa terlebih dahulu keadaan level oli. Selalu perhatikan petunjuk pemakaian oli pada mesin,
sehingga dapat menentukan jenis oli yang harus digunakan.
·
Sekrup – sekrup Longgar
Pada masalah
ini merupakan masalah yang besar, jika dibiarkan tanpa penanganan yang berkala
atau dijadwalkan. Ada beberapa yang terjadi yaitu, alan menimbulkan getaran dan
guncangan yang dapat melonggarkan sekrup – sekrup di sekitar bidang tooling.
·
Guided Plantens
Beberapa bushing fitting harus memiliki film yang tipis pada rod. Pelumasan yang
berlebihan dapat menimbulkan akumulasi kotoran dan keausan prematur bearing. Bushing lainnya mempunyai fitting jenis katup dengan pemeriksaan
dimana fraft diintragiskan menjadi
perunggu. Bushing ini memerlukan
pemeliharaan yang sangat sedikit. Jangan pernah menggunakan gemuk untuk jenis bearing ini.
·
Suhu Pemanas
Setelah
mesin dipanaskan hingga temperatur beroperasi, periksa suhu pada oli. Idealnya
dengan temperatur tersebut adalah 48 derajat celcius.
·
Light
Curtains
Membiarkan sinar masuk mengenai ram dan bergerak turun. Mesin presspada upstoke dapat menghentikan mesin press. dapat diperhatikan manual
pemilik untuk kinerja yang tepat pada penggunaannya.
·
Kebersihan
Harus sering
diperiksa untuk memastikan bahwa bidang kerja bersih. Karena hal ini pun juga
harus penting dijadwalkan dan di perhatikan. Hal ini membantu memastikan
lingkungan kerja yang aman dan mencegah kecelakaan.
Komponen Mesin
|
Waktu Service
|
|||||
Harian
|
Mingguan
|
Bulanan
|
6 Bulan
|
Tahunan
|
Keterangan
|
|
frame machine
|
|
X
|
|
|
|
Bersihkan
|
Ram
|
|
X
|
|
|
|
Bersihkan
|
Bed
|
|
X
|
|
|
|
Bersihkan
|
Motor penggerak
|
|
X
|
|
|
|
Service
|
Pompa oli
|
|
X
|
|
|
|
Service
|
fluida/oli
|
X
|
|
|
|
|
Cek volume oli
|
Piston
|
|
|
X
|
|
|
Bersihkan
|
Bushing
|
|
|
X
|
|
|
Bersihkan
|
Deck roll
|
|
X
|
|
|
|
Bersihkan
|
Gambar 4.3.
Table Perawatan
4.5 Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan dari sistem hidrolik yang sangat dasar dan
sederhana dan jika diikuti dengan benar dapat menghilangkan kegagalan komponen hidrolik.
Pemeliharaan preventif disiplin dan harus diikuti seperti dalam rangka untuk
mendapatkan hasil. Kita harus melihat program AM sebagai kegiatan yang
berorientasi kinerja dan bukan berorientasi. Banyak organisasi memiliki
prosedur AM baik tetapi tidak memerlukan personil pemeliharaan untuk mengikuti
mereka atau menahan mereka bertanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari
prosedur ini.
Dalam rangka mengembangkan program pemeliharaan preventif untuk sistem, harus
mengikuti langkah-langkah ini:
1.
Identifikasi kondisi sistem operasi.
a.
Apakah sistem beroperasi 24 jam sehari, 7 hari
seminggu?
b.
Apakah sistem beroperasi pada aliran maksimum dan
tekanan 70% atau lebih baik selama operasi?
c.
Apakah sistem yang terletak di lingkungan yang kotor
atau panas?
Seperti dalam semua Program
Perawatan Preventive kita harus
menulis prosedur yang diperlukan untuk setiap Tugas AM. Langkah atau prosedur
harus ditulis untuk tugas masing-masing dan mereka harus akurat dan mudah
dipahami oleh semua personil pemeliharaan dari entrylevel untuk menguasai.
Prosedur Pemeliharaan preventive harus menjadi bagian dari Rencana
Kerja AM yang meliputi:
·
Peralatan atau peralatan khusus yang diperlukan
melakukan tugas.
·
Keselamatan pencegahan untuk prosedur ini.
·
Lingkungan keprihatinan atau bahaya potensial.
4.6. Macam –
macam Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan sebelum suatu mesin mengalami kerusakan dan
mencegah terjadinya kerusakan. Secara garis besar kegiatan maintenance dapat diklasifikasikan dalam dua macam seprti tabel di
bawah ini :
Gambar 4.4. Tabel Perawatan
1.
Planned
Maintenance
Dalam
perawatan terencana suatu peralatan akan dmendapat giliran perbaikan sesuai
dengan interval waktu yang telah
ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari.
Perawatan
terencana (planned maintenance)
terbagi menjadi precentive maintenance dan
corrective maintenance.
A.
Perawatan pencegahan (preventive maintenance)
Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan – kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi mengalami kerusakan pada
waktu digunakan dalam proses produksi.
Daftar tugas Preventive
Maintenance untuk sistem Hidrolik sebagai berikut:
1.
Mengubah (bisa kembali atau tekanan filter) saringan hidrolik.
2.
Mendapatkan sampel cairan hidrolik.
3.
Filter hidrolik
cairan.
4.
Periksa aktuator
hidrolik.
5.
Bersihkan bagian dalam dari suatu reservoir hidrolik.
6.
Bersihkan bagian luar dari suatu reservoir hidrolik.
7.
Periksa dan merekam tekanan hidrolik.
8.
Periksa dan merekam aliran pompa.
9.
Periksa selang hidrolik, tubing dan fitting.
10. Periksa dan
catat pembacaan tegangan ke katup proporsional atau servo.
11. Periksa dan
merekam vakum pada sisi hisap pompa.
12. Periksa dan
catat ampere pada motor pompa utama.
13. Periksa
mesin waktu siklus dan merekam.
Pemeliharaan Pencegahan adalah dukungan inti bahwa sistem hidrolik harus
memiliki dalam rangka untuk memaksimalkan komponen dan hidup dan mengurangi
kegagalan sistem.
Pemeliharaan Pencegahan prosedur yang benar tertulis dan diikuti dengan
baik akan memungkinkan peralatan untuk beroperasi secara maksimal dan siklus
hidup.
Yang termasuk dalam kegiatan Preventive
Maintenance adalah Cleaning,
inspection, Small Repair, Running Maintenance dan Shutdown.
1.
Cleaning
Pekerjaan pertama yang paling
mendasar dalam maintenance adalah
membersihkan (cleaning) peralatan/mesin
dari debu maupun kotoran – kotoran lain yang mengganggu.
Pekerjaan ini sering diabaikan orang
karena dianggap tidak penting, dan hanya dianggap sebagai kotoran yang
mengganggu tampak luarnya saja.
Padahal sebenarnya debu yang
menempel pada permukaan mesin merupakan inti bermulanya proses kondensasi dari
uap air yang berada di udara sebagai awal terjadinya korosi.
2.
Inspection
Inspection adalah
tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala kondisi suatu peralatan
atau alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mesin atau alat bantu tersebut yang hasilnya dapat
digunakan untuk pertimbangan dalam melakukan kegiatan perawatan selanjutnya.
3.
Small Repair
Small Repair
adalah suatu
tindakan perawatan ringan yang menitik beratkan pada bagian terkecil (komponen)
dari suatu mesin. Kegiatan small repair merupakan
perbaikan tindak lanjut dari kerusakan ringan yang ditemukan pada waktu
kegiatan inspeksi dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
4.
Shutdown
Shutdown adalah
pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi
atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
B.
Corrective
Maintenance
Yaitu tindakan yang dilakukan
terhadap mesin untuk mengendalikan ke posisi semula akibat mengalami kerusakan
atau karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tindakan yang lebih cenderung
tidak terjadwal ini dilakukan setelah ditemukan kerusakan atau tidak berfungsi
dengan normal.
Yang termasuk dalam kegiatan Correctiv maintenance adalah Shutdown dan Breakdown maintenance yang di dalamnya sudah termasuk minor overhoul (semi overhoul) dan mayor
overhoul (general overhaoul).
1.
Shutdown
Maintenance
Shutdown Maintenanceadalah
pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi
atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
2.
Breakdown
Maintenance
Pekerjaan
perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat – alat dan tenaga
kerjanya.
a.
Major
Overhoul (general overhoul)
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan
mengadakan pembongkaran menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta
melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.
2. Unplanned Maintenance
Adalah tindakan maintenance
yang tidak dilakukan pada mesin peralatan yang masih dapat beroperasi,
sampai mesin/peralatan tersebut rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Melalui
bentuk pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini, diharapkan penerapan
pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur dari mesin/peralatan, dan
dapat memperkecil frekuensi kerusakan.
Yang termasuk dalam Unplanned Maintenance adalah Emergency
Maintenance yang sifatnya sangat darurat.
1.
Emergency
Maintenance
Adalah pekerjaan perbaikan yang
harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak
terduga.
4.7.
Gambar Mesin
Cold Press
Gambar
4.5. ( Mesin Cold Press stand by )
Gambar
4.6. ( Mesin Cold Press saat
pengepresan )
Gambar
4.7. ( Mesin Cold Press tampak
samping )
Gambar
4.8. ( gambar piston ring Mesin Cold
Press )
Gambar
4.9. ( Motor Pompa Hidrolik Mesin Cold
Press)
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil selama melakukan
praktek kerja lapangan di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma yaitu :
1. PT.
Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma bergerak di bidang industry pengolahan
hasil hutan, di antaranya adalah industri pengolahan kayu terpadu.
2. Perawatan
yang dilakukan secara berkala dapat mencegah seringnya terjadi kerusakan pada
komponen dan mesin yang ada di industri.
3. Cara
kerja sistem hidrolik pada mesin cold
press. Pada saat tombol start ditekan
motor pompa menyala, dan pada saat tombol turun ditekan motor pompa memompa oli
ke katup/valve, kemudian dari katup
oli langsung di alirkan ke aktuator
sehingga piston root bergerak turun.
4. Komponen
– komponen hidrolik pada mesin cold press
meliputi motor pompa, katup/valve, aktuator,
resevoir, akumulator, fluida hidrolik/oli,
filter dan pipa aliran.
5.2.
Saran
Setelah
saya melakukan penulisan laporan ini, dan memahami isi laporannya, saya ingin memberi
saran sebagai berikut :
1.
Mesin – mesin harus dirawat sesuai dengan pearawat yang
maksimal sehingga dapat mengurangi masalah – masalah yang akan terjadi.
2.
Setiap perusahaan harus memiliki jadwal
perawatan komponen – komponen hidrolik, sehingga mesin akan tahan atau awet.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Alexander. 2006 , Analisis Sistem Penanganan Material di PT.Harjohn
Timber
Limited , Yogyakarta.
2.
Kapilani Romy. 2007 , Sistem Produksi Unit Indonesia Plywood
(Kayu
Lapis)
PT.Harjohn Timber & PT.Sari Bumi Kusuma , Yogyakarta.
3.
Roby Mugi Pratama. 2015 , Penerapan Sistem Instrumen dan Automasi Pada
Proses Pembuatan Kayu Lapis
(Plywood), Malang.
4.
Tahak Adi. 2006 , Analisis Level Risiko Mesin Kerja di PT. Harjohn Timber
Limited
, Yogyakarta.
-pemeliharaan-sistem.html
6.
http://artikel-teknologi.com/komponen-sistem-hidrolik/2/
Misi gan numpang ngiklan ya :D
BalasHapusbagi yang butuh utk oli & grease berkualitas merk ExxonMobil, Shell, Total, Pertamina, Agip Eni, Petroasia dijamin ORI utk mesin industri, hidrolik, kompressor, gear, mesin diesel, turbin dll
kunjungi www.jualpelumasindustri.com
Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com
Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap dapat merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
BalasHapusTerima kasih, Busarakham.