Senin, 02 Januari 2017

PERAWATAN SISTEM HIDROLIK MESIN COLD PRESS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
PT. Alas Kusuma tetap eksis memproduksi kayu lapis hingga sekarang. Kegigihan PT. Alas Kusuma tidak mampu diikuti perusahaan kayu lainnya. Rasanya tidak berlebihan jika menyandang gelar kerajaan Industri kayu pada pulau Borneo.
Selama melakukan Praktik Industri di lapangan, saya menemukan permasalahan – permasalahan pada sebuah mesin, salah satunya adalah mesin cold press. pada saat saya mengikuti mekanik perusahaan memperbaiki mesin tersebut, mekanik perusahaan melakukan perwatan yang kurang maksimal pada mesin.
Dalam menghadapi secara langsung berbagai permasalahan yang nyata pada saat Praktik Industri, maka saya menyusun laporan Praktik Industri yang berjudul “Perawatan Sistem Hidrolik Pada Mesin ColdPress”. Saya berharap isi laporan ini dapat membantu pegawai atau mekanik dalam merawat sistem hidrolik pada mesin cold press.
1.1.1        Lokasi Perusahaan
Gambar 1.1. Denah Lokasi Perusahaan
Ditinjau dari segi administrasi, PT. Alas Kusuma berlokasi di unit industri Kumpai, Desa Kuala Duala, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat.
Dasar pertimbangan lokasi adalah sebagai berikut :
1.      Segi Teknis
Letak geografis sangat baik yaitu tepat berada ditepi sungai kapuas yang sangat memudahkan dan melancarkan dalam pengangkutan bahan baku/mentah serta pengangkutan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri atau permintaan luar negeri. Terletak tidak jauh dari Bandar Udara Supadio dan pelabuhan yang merupakan urat nadi transportasi Kalimantan Barat. Kebutuhan air untuk pabrik dapat diperoleh dengan adanya sungai Kapuas.

2.      Segi Ekonomi
Dilihat dari factor ekonomi terutama dalam pengadaan bahan baku tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya karena posisi yang terletak di jalur transportasi utama sehingga pihak supplier mudah dalam pengantaran bahan. Dalam hal ketenagakerjaan dapat diperoleh dengan mudah, baik tenaga terdidik maupun tenaga kerja tidak terdidik (tenaga kerja kasar). Dikarenakan daerah ini atau kota Pontianak merupakan daerah tujuan urban sehingga menjadi tujuan para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.
1.2       Tujuan
1.2.1    TujuanUmum
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Tujuan Umum dari laporan Praktik Industri adalah untuk mengetahui bagaimana cara perawatan sistem hidrolik pada mesin cold press.

1.2.2    Tujuan Khusus
Tujuan khhusus pelaksaan Praktik Industri PI adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui sistem dan cara kerja hidrolik pada mesin cold press.
b.      Untuk mengetahui komponen – komponen dari setiap mesin cold press.



















BAB II
PENGENALAN SINGKAT PERUSAHAAN
2.1.      Sejarah Singkat Perusahaan
PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam grup Alas Kusuma. Alas Kusuma berlokasi di unit industri kumpai, Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat. Alas kusuma bergerak di bidang industri pengolahan hasil hutan, di antaranya adalah industri pengolahan kayu terpadu.
PT.Harjohn Timber lebih dahulu berdiri yaitu pada tahun 1984 sedangkan PT.Sari Bumi Kusuma berdiri pada tahun 1988 yang didirikan oleh Bapak Suhadi selaku Chairman dari Group Alas Kusuma. Alas Kusuma ini merupakan perusahaan milik keluarga. Pada awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan berbentuk sawmill, kemudian berkembang seiring berjalannya waktu perusahaan ini menjadi perusahaan yang besar dengan berbagai macam-macam produk sesuai kebutuhan konsumen.
Perusahaan Alas Kusuma Group memiliki beberapa cabang perusahaan kayu yang sama selain di unit industri Kumpai, Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat juga terdapat di daerah lainnya, seperti Ketapang, Jambi, Samarinda, dan beberapa tempat lainnya. PT.Harjohn Timber pabriknya terletak pada satu atap dengan PT.Sari Bumi Kusuma.
Untuk pengendalian produksinya dilakukan oleh satu kantor, sehingga untuk memenuhi orderan atau pesanan terkadang dilakukan oleh dua PT tersebut. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan hampir 60% nya diekspor ke Negara Jepang kemudian sisanya di ekspor ke beberapa Negara seperti Amerika, Taiwan, China, dam Korea. Sedangkan untuk produk kayu lapisnya hampir 90% yang dihasilkan diekspor ke Jepang dan sebagian kecilnya diekspor ke Taiwan.


2.1.1.   Pelaksanaan disiplin kerja
Kedisiplinan dalam perusahaan menunjang suatu kesuksesan dalam segala bidang, di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma karyawan wajib mematuhi peraturan dalam melaksanakan perkerjaan seperti datang pada tepat waktunya. Pada pukul 07.00 seluruh karyawan tiba ditempat kerja, pada pukul 12.00 – 13.00 merupakan jam istirahat makan siang.          
Karyawan dapat di ijinkan keluar dari lingkungan pabrik kecuali, operator genset, operator boiler dan bagian proses yang tergantung dari ketersediaan bahan baku dan mulai masuk lagi pada pukul 13.00 sampai 18.00 selesai. Pada hari Jum’at istirahat pukul 12.30 – 13.00 hal ini perusahaan lakukan untuk menghormati pegawai muslim yang bekerja di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma.
Pembagian waktu yang diatur sesuai keperluan pabrik sendiri seperti adanya Shift malam atau piket berjadwal yang dilakukan oleh karyawan demi melancarkan proses pengolahan. Untuk Shift malam karyawan masuk pukul 19.00 – 06.00 selesai. Karyawan juga harus mematuhi prosedur Safety Hygiene yang mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dan mematuhi pedoman Etika Kerja yang ada pada perusahaan.
2.1.2.   Visi dan Misi Perusahaan
PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma telah mengembangkan dan melaksanakan system mutu terdokumentasi dengan cara :
1.      Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan
2.      Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja
3.      Memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan
Seluruh karyawan dan karyawati diharapkan menyepakati kebijakan mutu perusahaan ini.

           
2.1.3.   Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah keseluruhan pegawai di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma pada bulan September sebanyak 2750 orang pegawai. Jumlah tersebut terdiri dari 1254 pegawai PT.Harjohn Timber dan 1496 orang pegawai PT.Sari Bumi Kusuma. Untuk pegawai PT.Harjohn Timber terdiri dari 212 orang Pekerja Bulanan, Pekerja Harian 355 orang, Pekerja Kontrak 224 orang, dan Borongan 705 orang. Sedangkan untuk PT.Sari Bumi Kusuma terdiri dari 213 orang Pekerja Bulanan, Pekrja Harian 415 orang, Pekerja Kontrak 348 orang, dan Borongan 278 orang.
2.2.      Struktur Organisasi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi


2.3. Deskripsi Singkat Departemen
Pembagian kerja tiap entitas berdasarkan struktur organisasi :
1.    Direktur
Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh entitas yang tergabung dalam perusahaan PT. Harjohn Timber.
2.    Kepala Pabrik
      Jabatan Kepala Pabrik dipegang oleh yang memiliki pengetahuan yang baik tentang proses produksi, kemampuan manajerial yang handal dan mampu untuk memimpin perusahaan. Kegiatan utama dari Kepala Pabrik adalah mengatur dan memutuskan solusi suatu masalah demi kelancaran jalannya perusahaan, serta memimpin seluruh kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tidak cuma itu Kepala Pabrik juga memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
3.    Departemen Administrasi
Kepala departemen administrasi bertanggung jawab atas :
a.    Koordinasi pembuangan limbah padat dan penjualan barang bekas dari pabrik.
b.    Pemenuhan sistem manajemen lingkungan dan kebijakan perusahaan serta tujuan dan sasaran yang dicapai.
c.    Koordinasi dalam usaha kebersihan, keselamatan dan kesehatan dilingkungan kerja.
d.   Koordinasi aktifitas training dan koordinasi dalam keadaan darurat.
e.    Penangananarea penyimpanan barang bekas dalam pabrik.
f.     Penyimpanan dan pengawasan penyimpanan untuk barang – barang masuk.
g.    Koordinasi empat sub-departemen ( seksi ) dibawahnya yaitu :
1)   Seksi Personalia/HumanResorce
Seksi ini menanggani keperluan yang berhubungan dengan karyawan – karyawan pabrik seperti recruitment, training, promotion, payroll dan turnover serta masalah – masalah mengenai karyawan pabrik.
2)   Seksi Gudang Material
Seksi ini bertanggung jawab dalam pendistribusian bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan dalam kebutuhan.
3)   Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Seksi ini bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan kerja setiap karyawan baik dalam jam kerja maupun diluar jam kerja.
4)   Seksi GeneralAffair
Seksi ini bertanggung jawab terhadap hal – hal yang berhubungan dengan humas, environmen ( lingkungan yang bersih, pertamanan dan lain – lain ), serta purchasing yaitu mengenai pembelian bahan penunjang produksi untuk keperluan produksi perusahhan.
4.    Departmen QualityControl dan Environment
            Kepala departemen ini bertanggung jawab mengimplementasikan dan menspesifikasikan manajemen lingkungan, mengkoordinir dan memandu semua aktifitas yang berkaitan dengan lingkungannya, dan memeriksa pelaksanaanya serta pemenuhan undang – undang yang diuraikan yaitu sebagai alataudit lingkungan internal dan juga secara organisatoris independen dalam melaksanakan tugas.
Departemen ini terbagi kedalam tiga seksi yaitu :
1)   Seksi QualityControl ( QC )
Mengadakan pengujian terhadap bahan baku serta produk yang akan diproduksi.
2)   Seksi QualitySystemControl ( QSC)
Memelihara pemeliharaan sistem managemen yang berdasarkan standar ISO 9002 dan ISO 14001 serta SK3 ( sistem keselamatan dan kessehatan kerja )
3)   Seksi Pengolahan Limbah
Mengadakan proses pengolahan limbah.
5.    Departemen Produksi
Kepala departemen ini memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
a.    Meninjau kontrak.
b.    Memproduksi sesuai dengan dokumen yang dihasilkan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan.
c.    Memiliki persyaratan yang ditentukan didalam dokumen yang disahkan.
d.   Berkerja dalam inspeksi proses lingkungan yang dilakukan sesuai instruksi kerja.

Departemen ini membawahi dua sub-departemen ( seksi ) yang masing – masing memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1)      Seksi StockPreparation
Bertanggung jawab mempersiapkan bahan baku dengan menambahkan bahan – bahan sehingga memenuhi standar untuk diproses lebih lanjut di papermachine.
2)      Seksi PaperMachine
Bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengawasi proses produksi.
6.    DepartemenFinishing dan Converting
Departemen ini melakukan pengawasan terhadap proses pensortiran pengolahan dan pengepakan produk yang dihasilkan.
Departemen ini membawahi seksi :
a.    Seksi finishing
Bertanggung jawab dalam menghasilkan produk akhir.
b.    Seksi converting
Bertanggung jawab dalam memotong, sortir dan mengepak produksesuai dengan order konsumen.
7.    Departemen Enginering
            Tugas utama dari kepala departemen ialah mengkoordinir kerja, tugas dan tanggung jawab terhadap dua sub-departemen ( seksi ) yang ada dibawahnya:
a.    Seksi Workshop
Bertugas mengadakan perbaikan pemeliharaan alat – alat permesinan dan perancangan pengembangan pabrik.
b.    Seksi Elektronika
Bertanggung jawab dalam pengadaan air, listrik, dan steam ( uap ) untuk kebutuhan proses produksi.
c.    Departemen Bisnis
Tugas dan tanggung jawab departemen bisnis selain koordinasi dengan dua-sub departemen dibawahnya adalah sebagai berikut:
a.    Melakukan tinjauan kontrak.
b.    Menyimpan dan mengirim produk kepada pelanggan.
c.    Penerapan manual lingkungan dan pemenuhan sistem managemen lingkungan.
d.   Memenuhi kebijakan perusahaan, tujuan dan sasaran perusahaan.
Departemen ini dibagi menjadi dua sub-departemen atau seksi yaitu:
1)      Seksi Bisnis
Bertanggung jawab dalam pembelian bahan baku, pemesanan dan pemasaran produk.
2)      Seksi Gudang Produksi
Bertanggung jawab dalam mengawasi, menyimpan dalam mengeluarkan hasil produk yang akan dipasarkan (lokal/ekspor).
d.   Departemen Akunting
Departemen ini bertugas dalam pengawasan, pengarahan biaya lingkungan dan pengawasan proyek serta pembukuan barang bekas. Tanggung jawab departemen ini adalah menyangkut alur keuangan perusahaan.
2.4. Tahapan – Tahapan Dalam Proses Produksi Plywood
Gambar 2.2. Diagram Alur Produksi Plywood
Proses produksi kayu lapis dengan tahapan – tahapan proses dan operasi akan dijelaskan di bawah ini dengan singkat.
Diagram alir produk dan tahap – tahap proses produksi tersebut adalah sebagai berikut :
A.    Log Pond
Bahan baku kayu lapis adalah kayu bulat yang berupa kayu gelondongan. Kayu tersebut didatangkan dari hutan, kemudian dibawa ke pelabuhan kayu melalui sungai–sungai dalam bentuk rakit. Setelah sampai ditujuan, kayu-kayu tersebut dipersiapkan di log pond kemudian disortir, lalu diserahkan ke bagian pemotongan kayu sesuai dengan permintaan di dalam rencana produksi.
B.      Penyortiran
Kayu bulat sebelum di potong, harus dilakukan pensortiran sesuai dengan jenis kayu dan kelas (grade) nya. Jenis kayu dipisahkan untuk diolah dalam proses produksi sesuai dengan persyaratan dalam kontrak penjualan. Kelas kayu bulat dibagi atas :
1.      Kayu bulat yang sesuai untuk “face” ( finir muka )
2.      Kayu bulat yang sesuai untuk “back” ( finir belakang )
3.      Kayu bulat yang sesuai “core” ( finir tengah )
C.    Log Cutting ( Pemotongan Kayu Bulat )
Kayu bulat akan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinstruksikan oleh surat industri kerja dan pedoman pada standar ukuran yang telah ditentukan. Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jenis kayu yang ditentukan dan ketepatan ukuran pemotongan, prioritas kayu yang akan memberikan finir muka dan pencapaian rendemen kayu bulat yang tinggi.
D.    Log Cleaner ( Pembersih Kayu Bulat )
Potongan-potongan kayu bulat sebelum diproses lebih lanjut, harus dibersihkan terlebih dahulu dari kulit, batu-batu, paku atau benda keras lain yang tak diinginkan yang menempel dan akan mempengaruhi penurunan mutu. Benda – benda keras tadi juga dapat menyebabkan kemampuan kupas pada rotary lathe menjadi berkurang.

E.     Log Charger ( Mesin Pemasuk Kayu )
Potongan-potongan kayu yang sudah bersih ditentukan titik pusat bontosnya oleh lampu sorot atau log centering kemudian dipindahkan ke rotary lathe dengan mesin pemasuk kayu atau log charger. Penentuan titik pusat ini sangatlah penting sekali karena sangat mempengaruhi rendemen kayu sewaktu dilakukan proses selanjutnya.
F.     Rotary Lathe ( Mesin Pengupas Kayu )
Potongan-potongan kayu dimasukan dalam log charger ke mesin kupas kayu yaitu rotary lathe untuk menghasilkan finir. Dalam proses pengupasan kayu, pada awal pengupasan dan akhir pengupasan kayu bulat akan diperoleh potongan-potongan finir kecil yang terputus-putus dan akan dipakai sebagai finir tengah yang disebut core.Bagian tengah kayu agak tengah bulat kayu yang dikupas akan diperoleh finir muka yaitu face, finir belakang yaitu back maupun core yang dapat digulung oleh roll besi atau bobbin. Banyak atau tidaknya gulungan finir yang dihasilkan, semua tergantung dari kualitas kayu log dan keterampilan dari operator sendiri.Setiap pengupasan terjadi, yang diutamakan adalah pencarian pengupasan “face”. Hal ini terjadi karena untuk mendapatkan face sangatlah sulit, perlu kejelian dan kualitas log yang baik agar dihasilkan face. Face yang lebih jelek akan dapat digunakan sebagai “back”, dan sisanya dapat dibuat “core”, dengan kejelian operator dalam melihat sisa kupasan log yang akan dibuat menjadi “core”. Berdasarkan alasan diataslah, “face” sangat diprioritaskan dalam setiap pengupasan log untuk menghasilkan finir.
G.    Reeling ( Penggulung Finir )
Face, Back,  ataupun Coreyang digulung oleh roll besi ataubobbin, kemudian diangkat dan disusun di mesin penggulung yaitu reeling dan siap untuk dikeringkan oleh mesin pengering kontinyu yaitu continuos dryer. Finir yang digulung di reeling adalah finir dengan jenis kontinyu ( tidak berupa potongan finir ).
H.    Arisun Clipper ( Mesin Potong Finir Basah )
Potongan-potongan finir yang dihasilkan ketika pengupasan kayu dan yang tidak dapat digulung pleh bobbin, akan dipotong oleh mesin pemotongan finir basah atau “Arisun Clipper”. Hasil dari potongan tersebut disusun bertumpuk diatas papan alas dan siap dikeringkan di mesin pengering roll  atau roll dryer.
I.       Countinous Dryer (  Mesin Pengering Kontinyu )
Finir yang digulung di reeling akan disusun dikeringkan di countinous dryer dengan bermaksud untuk menurunkan kadar air yang terkandung didalam finir hingga mencapai kadar air yang dipersyaratkan. Finir-finir yang telah kering kemudian akan dipotong-potong sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pemotong ini dilakukan oleh mesin potong automaticmenggunakan sensor yaitu auto clipper. Sesuai dengan namanya, countinus dryer menggunakan belt conveyor dalam sistem transportasi finir yang dikeringkan.
J.      Roller Dryer ( Mesin Pengering Roll )
Roller Dryer ini berfungsi untuk mengeringkan core yang umumnyan lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan face/back sehingga dicapai kadar air finir yang sesuai dengan yang dipersyaratan. Finir-finir yang akan hendak dikeringkan akan dialirkan diantara roll-roll yang akan memberikan tekanan terhadap finir tersebut, sehingga finir kering yang keluar tidak akan bergelombang. Finir hasil keluaran dari roller dryer ini, dapat berupa finir dengan ukuran utuh sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
K.    Core Builder ( Mesin Penyambung Core )
Potongan-potongan core yang kecil hasil pengeringan dari roller dryer akan disambung menjadi lembaran besar (One Piece Core) sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Proses penyambungan ini dilakukan oleh mesin penyambung core yaitu core builder. Prinsip kerjanya adalah dengan memotong bagian core yang tidak diperlukan kemudian menyambung “ Poly Core-Poly Core “ menjadi suatu bagian dengan size tertentu, dengan benang yang ditempel di permukaan poly core sehingga poly core yang terpisah akan menjadi satu lembar core.
L.     Back Composer( Mesin Penyambung Back)
Finir potongan-potongan kecil hasil keluaran dari continous dryer yang merupakan sisa-sisa dari potongan otomatis, perlu disambung sehingga diperoleh ukuran finiryang sesuai dengan ketentuan. Penyambungan finir-finir potongan kecil ini dilakukan oleh mesin penyambung back composer. Finir-finir hasil sambungan ini umumnya adalah berupa   back “..
M.   Reparasi Face/Back
Finir face/back hasil pengeringan countinous dryer setelah dipotong auto clipper akan menghasilkan finir kering yang merupakan potongan utuh sesuai potongan yang ditentukan. Finir-finir ini harus disortir untuk memisahkan finir face atau finir back, dan jika perlu dilakukan reparasi atau perbaikan bila dijumpai adanya cacat yang akan mempengaruhi mutu. Cacat pada finir ini biasanya berupa finir yang koyak atau bolong, untuk mereparasinya dilakukan penambalan dengan menggunakan finir-finir kecil dengan ketebalan dan jenis kayu yang sama.
N.    Reparasi Core
Finir core yang merupakan hasil keluaran dari mesin core builder maupun one piece core, semuanya harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada core yang tidak memenuhi persyaratan yang ditemukan untuk ditentukan ke proses selanjutnya. Cara reparasi pada core sama prinsipnya dengan reparasi pada face/back
O.    Face/Back setting
Finir face dan back yang telah disortir dan diperbaiki kemudian diatur sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, sehingga akan mendukung aktifitas proses produksi selanjutnya baik dalam segi kuantitas maupun dalam segi kualitas. Selain itu tujuan dari setting adalah menempatkan susunan atau urutan face/back yang akan dibawa ke glue spreader, dimana face, back, dan core akan dirakit menjadi kayu lapis atau plywood.
P.     GlueMixer
Mesin pengaduk yang mempersiapkan campuran lem yang terdiri dari campuran lem mentah, tepung terigu, hardener, dan bahan lainnya. Pencampuran ini dilakukan sesuai dengan formula campuran yang telah ditentukan dan instruksi kerja yang dikeluarkan oleh PPC (Production Planning Control ).
Q.    Gluespreader
Mesin ini merupakan tempat perakitan panel, finir core yang diberikan campuran lem pada permukaan bawah dan atasnya oleh mesin ini, sedangkan face/back akan dilapiskan di atas dan di bawah core tersebut.

R.    Cold Press ( Mesin Pengempaan Dingin )
Face/back dan core yang telah diberi lem dan setelah dirakit cukup satu tumpukan, maka tumpukan ini harus dilakukan pengepresan awal di mesin cold press. Tujuan dikempa adalah agar lem yang berada dipermukaan core masuk kedalam pori-pori dari finir face/back ataupun core sendiri, sehingga diperoleh daya rekat yang besar.
S.      Hot Press ( Mesin Pengempaan Panas )
Panel – panel yang telah dilakukan pengepresan dingin yang telah dilakukan inspeksi untuk menghindari terjadinya cacat yang tidak diinginkan, akan dimasukan ke dalam hot press. Proses ini dilakukan sesuai dengan standar operasi yang ditentukan. Tujuan pengepresan panas ini adalah untuk mengeringkan lem yang ada dalam plywood, juga untuk memberi bentuk yang rata pada plywood karena dengan diberi panas pada suhu dan daya kempa tertentu maka plywood akan mengeras, sehingga bentuk plywood yang melengkung dapat dihindari.
T.     Double Saw ( Mesin Pemotong )
Panel – panel hasil keluar dari hot press akan dipotong sesuai dengan dimensi yang diminta oleh pelanggan. Dimensi tersebut telah ditetapkan melalui instruksi kerja dari rencana produksi.
U.    Pendempulan
Panel – panel yang keempat sisinya telah dipotong, kemudian didempul untuk memperbaiki cacat – cacat yang dihadapi. Cacat yang dihadapi biasanya berupa goresan – goresan kecil yang terlihat mata dan menyebabkan permukaan dari plywood menjadi tidak mulus dan dapat menurunkan mutu produk.
V.     Mesin Sander
Semua panel kayu lapis perlu di amplas oleh mesin sander, sehingga diperoleh permukaan panel yang licin. Selain itu juga untuk menaikan mutu dari plywood yang telah dihasilkan.
W.  Grading ( Pemilahan )
Panel – panel kayu lapis yang telah diproses pasa mesin sander, harus dilakukan inspeksi dan dipilah – pilah, sehingga diperoleh grade kayu lapis sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Produksi yang telah digrading akan diteruskan ke bagian packing.
X.    Packing ( Pengemasan )
Produk akhir yang akan dikirim kepada konsumen, ditangani dan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dari kerusakan – kerusakan.



















BAB III
GAMBARAN UMUM PROSES INDUSTRI
3.1    Rangkaian Proses Industri

KARYAWAN
KABAG MAINTENANCE
 
                                                                    1
 

TEKNISI
PENGAWAS
                                    4                                                                         2
                                                                      3                                        2

Gambar 3.1 Rangkaian proses industri
Keterangan:
1.    Karyawan: Mengajukan permintaan perbaikan melalui via telpon.
2.    Kabag Maintenance
a.    Menerima permintaan perbaikan dari karyawan.
b.    Memberitahukan kepada pengawas bahwa adanya laporan kerusakan.
3.    Pengawas
a.    Memerintahkan teknisi untuk melakukan perawatan atau perbaikan ke lokasi dimana telah terjadi kerusakan.
4.    Teknisi
a.    Menerima perintah perbaikan dari Pengawas.
b.    Melakukan pengecekan.
c.    Melaksanakan proses perawatan/perbaikan.
d.   Melakukan pemeriksaan/mengetes alat yang rusak setelah dilakukan perbaikan/perawatan.


3.2    Prosedur Proses
a.    Karyawan mengajukan permintaan perbaikan kepada kabag maintenance melalui via telpon/ datang langsung ke ruangan maintenance, atau kepada teknisi maintenance untuk melakukan pengecekan di Lokasi PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma.
b.    Kabag maintenance memberitahukan kepada Pengawas bahwa ada laporan kerusakan.
c.    Pengawas memerintahkan kepada teknisi untuk melakukan perawatan atau perbaikan di lokasi kerusakan.
d.   Teknisi menerima perintah, dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan, lalu pergi ke lokasi (tempat dimana terjadinya kerusakan atau gangguan), sampai dilokasi teknisi menghubungi karyawan yang bersangkutan. Setelah itu dilakukan pengecekan, dan bila kerusakan tidak cukup parah maka langsung dilakukan perbaikan di tempat, dan jika kerusakan cukup parah atau persediaan (sparepart) tidak ada maka perbaikan ditunda.
3.3    Peralatan Pendukung Proses Perawatan
a.    Alat-alat untuk perbaikan
Peralatan yang umum digunakan untuk membantu proses perbaikan/perawatan seperti, kunci ring, kunci pas, kunci inggris, kunci shock, screw driver/obeng, palu, dll.
b.    Toolbox
Sebagai tempat untuk membawa peralatan-peralatan perbaikan.
3.4    Personil Pendukung Proses
PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma, tepatnya di bagian Maintenance saat ini memiliki karyawan teknisi sebanyak 31 personil dan terbagi dalam beberapa bagian yaitu:
a.    Pengawas Mesin                                                          : 2 Personil
b.    Pengawas Listrik                                                         : 2 Personil
c.    Kasie Maintenance Teknik                                          : 1 Personil
d.   Kasie Miantenance Listrik                                          : 1 Personil
e.    Teknisi Mesin                                                              : 15 Personil
f.     Teknisi Listrik                                                             : 10 Personil
Setiap teknisi dapat menangani semua kerusakan yang ada, dan dapat bekerja sama untuk menutupi kekurangan masing-masing individu. Sehingga teknisi yang belum terlalu menguasai suatau alat yang akan diperbaiki dapat dibantu oleh yang lebih menguasai alat tersebut. Adapun pekerjaan yang sering ditangani atau dikerjakan oleh teknisi Maintenance ialah sebagai berikut: instalasi listrik/jaringan, perbaikan atau perawatan mesin, perawatan dan perbaikan genset, penggantian atau perbaikan lampu di pabrik maupun di sekitar area pabrik, dan masih banyak lagi.

















BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1    Jenis Pekerjaan
Selama menjalani kegiatan praktik industri di PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma, khususnya di bagian maintenance. Pekerjaan yang dilakukan hanya perbaikan dan perawatan mesin – mesin.
Untuk laporan ini penulis mengangkat judul tentang “Perawatan Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold Press”.
a.    Dasar perlengkapan dan pengenalan
Pada bagian ini penulis di bimbing dan diajarkan oleh pembimbing lapangan dan teknisi untuk mengetahui jenis-jenis mesin dan komponen mesin.
b.    Perawatan dan perbaikan
Pada bagian ini penulis ditugaskan untuk melakukan perawatan mesin yang mengalami masalah, penulis dibimbing oleh teknisi maupun pembimbing lapangan di perusahaan pada saat melakukan pekerjaan perawatan mesin tersebut, sehingga hasil pekerjaan yang dikerjakan dapat memenuhi persyaratan dan kepuasan.
c.    Analisa kerusakan
Pada bagian ini penulis diberikan pengetahuan dalam menganalisa kerusakan-kerusakan pada mesin serta cara untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi.
4.2    Lingkup Pekerjaan
Teknik Maintenance bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada setiap unit mesin yang bearada di lingkup PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma. Kegiatan perbaikan dan perawatan biasanya dilakukan di tempat terjadinya kerusakan namun jika keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan perawatan atau perbaikan di tempat kejadian kerusakan tersebut, maka alat akan di bawa ke workshop untuk dilakukan perawatan atau perbaikan.
4.3    Tugas Selama Praktik
Di hampir setiap pekerjaan pada PT. Harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma menggunakan mesin. Jadi sering terjadi laporan-laporan kerusakan atau gangguan pada mesin. Selama proses praktik industri perawatan pada mesin cold press tidak begitu maksimal yang dilakukan oleh teknisi perusahaan. Dan pada laporan ini penulis akan membahas tentang perawatan sistem hidrolik pada mesin cold press.
4.3.1   Mesin Cold Press (Penempa Dingin)
Face/back dan coreyang telah diberi lem dan setelah dirakit cukup satu tumpukkan, maka tumpukkan ini harus dilakukan pengepresan awal di mesin coldpress. Tujuan dikempa adalah agar lem yang berada di permukaan core masuk kedalam pori – pori finir face/back ataupun core sendiri, sehingga diperoleh daya rekat yang besar. Bahan baku yang telah dilaburi perekat dimasukkan kedalam mesin kempa dingin.
Susunan bahan kayu lapis yang akan dikempa harus rapi sehingga penekanannya merata pada seluruh permukaan. Pengempaan berlangsung pada tekanan spesifik sekitar 10 kg/cm selama 15 menit. Hasil pengempaan dingin diperiksa bila ada yang melipat, tumpang tindih atau bergeser kemudian diperbaiki. Apabila ada sisa finir yang menempel dibersihkan. Mesin kempa dingin terdiri dari satu celah, sekarang ada yang 4 celah maksudnya agar penekanan lebih merata ke seluruh bahan yang dikempa (press).
4.3.2  Rangkaian Hidrolik Mesin Cold Press
Gambar 4.1. Rangkaian Hidrolik Mesin Cold Press



4.3.3  Cara Kerja Mesin Cold Press
mesin Cold press di PT.harjohn Timber dan PT. Sari Bumi Kusuma memiliki dua cara kerja yaitucara kerja manual dan cara kerja secara otomatis, dari rangkaian diatas dapat dijelaskan kedua cara kerja mesin tersebut yaitu sebagai berikut :
A.       Cold Press Secara Manual
Ketika tombol down ditekan, R1 akan on yang akan menghidupkan MC ( Magnetic Contaktor ) kemudian MC akan menghidupkan motor, lalusolenoid A pun akan bekerja, oli pun mengalir ke titik A pada aktuator dan mendorong pistonroot ke bawah. Hal tersebut akan membuat ram turun atau bekerja, hingga menyentuh limit switch 2 batas bawah. Tersentuhnya limit switch 2 akan mengaktifkan R2 dan juga akan mengaktifkan solenoid B, aktif nya solenoid B membuat aliran oli yang mengalir ke titik B pada aktuator, sehingga pistonroot terangkat ke atasatau UP sampai menyentuh limit switch 1 batas atas, tersentuhnya limit switch 1 akan mematikan MC ( Magnetic Contactor ) sehingga motor untuk memompa tidak bekerja lagi atau mati.
B.       Cold Press secara Automatic
Ketika tombol down ditekan, R1 akan on yang akan menghidupkan MC (Magnetic Contaktor). Kemudian MC akan menghidupkan motor, solenoid A pun akan bekerja yang bertujuan untuk membuka keran oli. Hal tersebut akan membuat ram turun atau bekerja,sampai menekan bahan kayu hingga HPS (High Pressure Switch) sampai pada titik yang diinginkan.
Kemudian T2 (Timer2) dan T1 (Timer1) akan aktif yang menentukan lama waktu pengepressan bahan. Apabila HPS ( High Pressure Switch) telah sampai pada batas setting maksimalnya,maka T2 (Timer2) akan mati sehingga MC (Magnetic Contaktor) dan solenoid A akan mati agar ram berhenti mengepres bahan.
Ketika MC (Magnetic Contaktor) mati, maka tekanan akan turun sampai pada setting LPS (Low Pressure Switch), apabila tekanan turun sampai pengaturan LPS (Low Pressure Switch), maka HPS (High Pressure Switch) akan off atau mati sehingga T2 (Timer2) akan aktif kembali kemudian MC (Magnetic Contaktor) dan solenoid A ikut serta aktif atau menyala untuk menambah tekanan pada ram sampai pada pengaturan HPS ( High Pressure Switch) tercapai.
Begitu seterusnya sampai pengaturan T1 (Timer1) tercapai. Apabila pengaturan  T1 (Timer1) sampai pada pengaturannya maka R2 akan menyala sehingga solenoid B dan lampu Buzzer atau lampu tanda akan menyala, yang akan membuat ram terangkat sampai di titik LS1 (Limit Switch 1) batas atas dan akan mematikan R2 dan Solenoid B serta lampu Buzzer sehingga ram akan berhenti bekerja atau off.
4.3.4 Komponen – komponen Hidrolik Mesin cold press
1. Pompa Hidrolik
Gambar 4.2. Simbol Pompa Hidrolik dengan Penggerak Motor

Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupply fluida hidrolik pada tekanan tertentu kepada sistem hidrolik. Pompa ini digerakkan oleh motor listrik atau sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah sistem kopling. Sistem kopling yang digunakan dapat berupa belt, roda gigi, atau juga sistem flexible elastomeric.
2.    Valve Kontrol
Valve kontrol pada sebuah sistem hidrolik, selain berfungsi untuk mengatur besar tekanan yang digunakan, juga berfungsi untuk mengatur arah aliran dari fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan sistem aktuator. Arah gerakan yang diinginkan pada aktuator dikontrol oleh arah aliran dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur oleh valve kontrol. Valve kontrol yang berfungsi untuk mengatur arah aliran biasa disebut dengan solenoid valve, sedangkan yang untuk mengatur besar tekanan biasa disebut pressure regulating valve.
3.    Aktuator
Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi atau meneruskan daya dari pompa untuk melakukan kerja.
4.    Resevoir
Sebagai tempat penyimpanan fluida hidrolik untuk mengakumulasi perubahan volume fluida pada saat sistem bekerja. Pada tangki hidrolik juga didesain adanta suatu sistem untuk memisahkan udara dari fluida hidrolik, karena adanya udara di dalam fluida dapat mengganggu kerja sistem.
5.    Akumulator
Alat ini berfungsi sebagai penyimpan energi tekanan pada fluida hidrolik dengan menggunakan gas. Alat ini termasuk alat tambahan yang tidak semua sistem hidrolik menggunakannya. Tujuan penyimpanan energi tekanan tersebut adalah untuk menstabilkan tekanan fluida apabila terjadi penurunan tekanan tiba-tiba yang sesaat, agar tidak mengganggu aktuator yang sedang bekerja.
6.    Fluida Hidrolik
Fluida yang digunakan pada sistem hidrolik biasanya berbahan dasar minyak bumi dengan tambahan zat-zat aditif. Spesifikasi penggunaannya berdasarkan kebutuhan yang diinginkan, misalnya ketahanan terhadap api jika digunakan pada industri dengan lingkungan yang panas, atau juga pada industri makanan digunakan fluida yang food grade (biasanya minyak tumbuhan) atau juga air. Fluida hidrolik selain sebagai fluida kerja, ia juga berfungsi sebagai pelumas pada komponen-komponen sistem hidrolik.
7.    Filter
Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan kotoran (biasanya berupa metal) pada fluida hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut bersirkulasi. Komponen ini sangat pentomg karena kotoran metal selalu diproduksi pada setiap sistem hidrolik. Biasanya filter diposisikan pada sisi suction pompa hidrolik. Namun kebersihan filter ini harus tetap terjaga, karena apabila terlalu kotor dan menyebabkan aliran fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi pada pompa hidrolik yang sangat berbahaya apabila itu terjadi.
8.    Pipa Aliran
Pipa yang digunakan untuk aliran fluida hidrolik dapat berupa pipa standard, tube, atau juga berupa hose. Tube berdiameter sampai dengan 100mm, diproduksi oleh pabrik secara memanjang tanpa sambungan. Digunakan untuk tekanan hidrolik tinggi yang presisi. Sedangkan pada pipa standard, biasanya digunakan pada operasional tekanan rendah. Dapat menggunakan sambungan, biasanya berupa sambungan las. Untuk hose dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan selang. Namun selang yang dapat beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan biasanya juga pada temperatur yang tinggi.
4.4  Perawatan Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold press
Perawat Sistem Hidrolik Pada Mesin Cold Press akan menghabiskan biaya yang sangat besar. Namun tidak demikian jika perawatan tersebut dilakukan berkala dan ditangani oleh tenaga ahli, maka mesin akan menjadi lebih awet.
Perawatan terbaik pada mesin cold press harus dilakukan dengan cara membuat jadwal perawatan secara berkala, selain dapat memantau kondisi mesin dengan maksimal, secara otomatis juga akan membuat biaya perbaikan lebih murah.
Perawatan berkala untuk sistem hidrolik pada mesin cold press dapat dilakukan sebagai berikut :
·      Kebocoran Oli
Semua jenis mesin hidrolik harus diperiksa karena kebocoran yang sangat kecil pun dapat menimbulkan masalah yang sangat besar. Fittingyang longgar harus dikencangkan dan bersih dari bocoran oli. Memelihara kebersihan mesin akan membantu untuk masalah kebocoran oli yang mungkin terjadi.





·      Level Oli
Sebelum menggunakan mesin, periksa terlebih dahulu keadaan level oli. Selalu perhatikan petunjuk pemakaian oli pada mesin, sehingga dapat menentukan jenis oli yang harus digunakan.
·      Sekrup – sekrup Longgar
Pada masalah ini merupakan masalah yang besar, jika dibiarkan tanpa penanganan yang berkala atau dijadwalkan. Ada beberapa yang terjadi yaitu, alan menimbulkan getaran dan guncangan yang dapat melonggarkan sekrup – sekrup di sekitar bidang tooling.
·      Guided Plantens
Beberapa bushing fitting harus memiliki film yang tipis pada rod. Pelumasan yang berlebihan dapat menimbulkan akumulasi kotoran dan keausan prematur bearing. Bushing lainnya mempunyai fitting jenis katup dengan pemeriksaan dimana fraft diintragiskan menjadi perunggu. Bushing ini memerlukan pemeliharaan yang sangat sedikit. Jangan pernah menggunakan gemuk untuk jenis bearing ini.
·      Suhu Pemanas
Setelah mesin dipanaskan hingga temperatur beroperasi, periksa suhu pada oli. Idealnya dengan temperatur tersebut adalah 48 derajat celcius.
·      Light Curtains
Membiarkan sinar masuk mengenai ram dan bergerak turun. Mesin presspada upstoke dapat menghentikan mesin press. dapat diperhatikan manual pemilik untuk kinerja yang tepat pada penggunaannya.
·      Kebersihan
Harus sering diperiksa untuk memastikan bahwa bidang kerja bersih. Karena hal ini pun juga harus penting dijadwalkan dan di perhatikan. Hal ini membantu memastikan lingkungan kerja yang aman dan mencegah kecelakaan.






Komponen Mesin
Waktu Service
Harian
Mingguan
Bulanan
6 Bulan
Tahunan
Keterangan
frame machine

X



Bersihkan
Ram

X



Bersihkan
Bed

X



Bersihkan
Motor penggerak

X



Service
Pompa oli

X



Service
fluida/oli
X




Cek volume oli
Piston


X


Bersihkan
Bushing


X


Bersihkan
Deck roll

X



Bersihkan
Gambar 4.3. Table Perawatan
4.5 Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan dari sistem hidrolik yang sangat dasar dan sederhana dan jika diikuti dengan benar dapat menghilangkan kegagalan komponen hidrolik. Pemeliharaan preventif disiplin dan harus diikuti seperti dalam rangka untuk mendapatkan hasil. Kita harus melihat program AM sebagai kegiatan yang berorientasi kinerja dan bukan berorientasi. Banyak organisasi memiliki prosedur AM baik tetapi tidak memerlukan personil pemeliharaan untuk mengikuti mereka atau menahan mereka bertanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari prosedur ini.
Dalam rangka mengembangkan program pemeliharaan preventif untuk sistem, harus mengikuti langkah-langkah ini:
1.    Identifikasi kondisi sistem operasi.
a.    Apakah sistem beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu?
b.    Apakah sistem beroperasi pada aliran maksimum dan tekanan 70% atau lebih baik selama operasi?
c.    Apakah sistem yang terletak di lingkungan yang kotor atau panas?
Seperti dalam semua Program Perawatan Preventive kita harus menulis prosedur yang diperlukan untuk setiap Tugas AM. Langkah atau prosedur harus ditulis untuk tugas masing-masing dan mereka harus akurat dan mudah dipahami oleh semua personil pemeliharaan dari entrylevel untuk menguasai.
Prosedur Pemeliharaan preventive harus menjadi bagian dari Rencana Kerja AM yang meliputi:
·      Peralatan atau peralatan khusus yang diperlukan melakukan tugas.
·      Keselamatan pencegahan untuk prosedur ini.
·      Lingkungan keprihatinan atau bahaya potensial.
4.6.      Macam – macam Pemeliharaan
                        Pemeliharaan dilakukan sebelum suatu mesin mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan. Secara garis besar kegiatan maintenance dapat diklasifikasikan dalam dua macam seprti tabel di bawah ini :
Gambar 4.4. Tabel Perawatan

1.      Planned Maintenance
Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan dmendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari.
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi precentive maintenance dan corrective maintenance.
A.    Perawatan pencegahan (preventive maintenance)
Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Daftar tugas Preventive Maintenance untuk sistem Hidrolik sebagai berikut:
1.      Mengubah (bisa kembali atau tekanan filter) saringan hidrolik.
2.      Mendapatkan sampel cairan hidrolik.
3.      Filter hidrolik cairan.
4.      Periksa aktuator hidrolik.
5.      Bersihkan bagian dalam dari suatu reservoir hidrolik.
6.      Bersihkan bagian luar dari suatu reservoir hidrolik.
7.      Periksa dan merekam tekanan hidrolik.
8.      Periksa dan merekam aliran pompa.
9.      Periksa selang hidrolik, tubing dan fitting.
10.  Periksa dan catat pembacaan tegangan ke katup proporsional atau servo.
11.  Periksa dan merekam vakum pada sisi hisap pompa.
12.  Periksa dan catat ampere pada motor pompa utama.
13.  Periksa mesin waktu siklus dan merekam.

Pemeliharaan Pencegahan adalah dukungan inti bahwa sistem hidrolik harus memiliki dalam rangka untuk memaksimalkan komponen dan hidup dan mengurangi kegagalan sistem.
Pemeliharaan Pencegahan prosedur yang benar tertulis dan diikuti dengan baik akan memungkinkan peralatan untuk beroperasi secara maksimal dan siklus hidup.
Yang termasuk dalam kegiatan Preventive Maintenance adalah Cleaning, inspection, Small Repair, Running Maintenance dan Shutdown.



1.      Cleaning
Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam maintenance adalah membersihkan (cleaning) peralatan/mesin dari debu maupun kotoran – kotoran lain yang mengganggu.
Pekerjaan ini sering diabaikan orang karena dianggap tidak penting, dan hanya dianggap sebagai kotoran yang mengganggu tampak luarnya saja.
Padahal sebenarnya debu yang menempel pada permukaan mesin merupakan inti bermulanya proses kondensasi dari uap air yang berada di udara sebagai awal terjadinya korosi.
2.      Inspection
Inspection adalah tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala kondisi suatu peralatan atau alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mesin  atau alat bantu tersebut yang hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam melakukan kegiatan perawatan selanjutnya.
3.      Small Repair
Small Repair adalah suatu tindakan perawatan ringan yang menitik beratkan pada bagian terkecil (komponen) dari suatu mesin. Kegiatan small repair merupakan perbaikan tindak lanjut dari kerusakan ringan yang ditemukan pada waktu kegiatan inspeksi dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
4.      Shutdown
Shutdown adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
B.     Corrective Maintenance
Yaitu tindakan yang dilakukan terhadap mesin untuk mengendalikan ke posisi semula akibat mengalami kerusakan atau karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tindakan yang lebih cenderung tidak terjadwal ini dilakukan setelah ditemukan kerusakan atau tidak berfungsi dengan normal.
Yang termasuk dalam kegiatan Correctiv maintenance adalah Shutdown dan Breakdown maintenance yang di dalamnya sudah termasuk minor overhoul (semi overhoul) dan mayor overhoul (general overhaoul).
1.      Shutdown Maintenance
Shutdown Maintenanceadalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.
2.      Breakdown Maintenance
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat – alat dan tenaga kerjanya.
a.       Major Overhoul (general overhoul)
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.
2. Unplanned Maintenance
Adalah tindakan maintenance yang tidak dilakukan pada mesin peralatan yang masih dapat beroperasi, sampai mesin/peralatan tersebut rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Melalui bentuk pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini, diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur dari mesin/peralatan, dan dapat memperkecil frekuensi kerusakan.
Yang termasuk dalam Unplanned Maintenance adalah Emergency Maintenance yang sifatnya sangat darurat.
1.      Emergency Maintenance
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.



4.7.            Gambar Mesin Cold Press
Gambar 4.5. ( Mesin Cold Press stand by )
Gambar 4.6. ( Mesin Cold Press saat pengepresan )
Gambar 4.7. ( Mesin Cold Press tampak samping )
Gambar 4.8. ( gambar piston ring Mesin Cold Press )

Gambar 4.9. ( Motor Pompa Hidrolik Mesin Cold Press)













BAB V
PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil selama melakukan praktek kerja lapangan di PT.Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma yaitu :
1.      PT. Harjohn Timber dan PT.Sari Bumi Kusuma bergerak di bidang industry pengolahan hasil hutan, di antaranya adalah industri pengolahan kayu terpadu.
2.      Perawatan yang dilakukan secara berkala dapat mencegah seringnya terjadi kerusakan pada komponen dan mesin yang ada di industri.
3.      Cara kerja sistem hidrolik pada mesin cold press. Pada saat tombol start ditekan motor pompa menyala, dan pada saat tombol turun ditekan motor pompa memompa oli ke katup/valve, kemudian dari katup oli langsung di alirkan ke aktuator sehingga piston root bergerak turun.
4.      Komponen – komponen hidrolik pada mesin cold press meliputi motor pompa, katup/valve, aktuator, resevoir, akumulator, fluida hidrolik/oli, filter dan pipa aliran.

5.2.      Saran
Setelah saya melakukan penulisan laporan ini, dan memahami isi laporannya, saya ingin memberi saran sebagai berikut :
1.         Mesin – mesin  harus dirawat sesuai dengan pearawat yang maksimal sehingga dapat mengurangi masalah – masalah yang akan terjadi.
2.         Setiap perusahaan harus memiliki jadwal perawatan komponen – komponen hidrolik, sehingga mesin akan tahan atau awet.





DAFTAR PUSTAKA
1.        Alexander. 2006 , Analisis Sistem Penanganan Material di PT.Harjohn
Timber Limited , Yogyakarta.
2.        Kapilani Romy. 2007 , Sistem Produksi Unit Indonesia Plywood (Kayu
Lapis) PT.Harjohn Timber & PT.Sari Bumi Kusuma , Yogyakarta.
3.        Roby Mugi Pratama. 2015 , Penerapan Sistem Instrumen dan Automasi Pada
            Proses Pembuatan Kayu Lapis (Plywood), Malang.
4.        Tahak Adi. 2006 , Analisis Level Risiko Mesin Kerja di PT. Harjohn Timber
            Limited , Yogyakarta.
            -pemeliharaan-sistem.html
6.    http://artikel-teknologi.com/komponen-sistem-hidrolik/2/









           
           


3 komentar:

  1. Misi gan numpang ngiklan ya :D
    bagi yang butuh utk oli & grease berkualitas merk ExxonMobil, Shell, Total, Pertamina, Agip Eni, Petroasia dijamin ORI utk mesin industri, hidrolik, kompressor, gear, mesin diesel, turbin dll
    kunjungi www.jualpelumasindustri.com

    BalasHapus
  2. Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.

    Oli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.

    Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
    Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.

    Mobile : 0813-1084-9918
    Whatsapp : 0813-1084-9918
    name : Tommy. K
    Email1 : tommy.transcal@gmail.com

    BalasHapus
  3. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap dapat merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
    Terima kasih, Busarakham.

    BalasHapus